Rabu, 27 April 2011

“"Video klip ‘Insha Allah’ sudah meraih lebih dari 8 juta penonton di YouTube dan dibuat dalam 4 versi, yaitu versi bahasa Inggris, Perancis, Turki, dan Arab."”



Ada warna baru di dunia musik Islami. Pria keturunan Arab dan Eropa ini hadir dengan lagu bernafas Islami dalam balutan musik modern dan pop yang catchy namun menghanyutkan. Ia membawa misi dalam musiknya untuk menghibur dan menginspirasi banyak orang, sekaligus membawa pesan perdamaian dan harapan untuk dunia. Ia adalah MAHER ZAIN.

Maher Zain lebih dulu dikenal di Eropa, Amerika, Australia dan Timur Tengah. Album perdana Maher yang berjudul “Thank You Allah” dirilis pada January 2009 dibawah label Awakening Records. Album ini sukses meraih nomor 1 di Amazon’s World Music Charts dan nomor 9 di The R&B charts.

Single andalan Maher yaitu ‘Insha Allah’ dan ‘The Chosen One’, menjadi hits di mana-mana, termasuk di Indonesia. Video klip ‘Insha Allah’ sudah meraih lebih dari 8 juta penonton di YouTube dan dibuat dalam 4 versi, yaitu versi bahasa Inggris, Perancis, Turki, dan Arab. Ia adalah artis Muslim pertama yang meraih 1 juta fans di Facebook dalam waktu 1 tahun sejak album debutnya dirilis. Di Indonesia sendiri, ada lebih dari 4000 penggemar Maher yang tergabung dalam MZIFC (Maher Zain Indonesia Fans Club).

Di bulan April 2011 Maher akan segera merilis album debutnya di Indonesia di bawah naungan Sony Music Indonesia. Album ini berjudul “Thank You Allah” berisi lagu-lagu yang ada di album perdana Maher, ditambah dengan 2 buah lagu special.

Dua lagu spesial ini salah satunya ‘Insha Allah’ adalah hasil duet Maher Zain dengan Fadly, vokalis dari Padi, band papan atas Indonesia. Lagu spesial lainnya berjudul ‘Sepanjang Hidup’, dibilang spesial karena Maher menyanyikan lagu ini dalam Bahasa Indonesia yang sangat fasih.Seperti apa lagu religi modern ala Maher Zain? Langsung saja simak video klip "Insha Allah" di bawah ini.
Selengkapnya...

Minggu, 24 April 2011

Tiga Tersangka Bom Buku Minta Didampingi TPM



VIVAnews - Tiga tersangka bom buku mengajukan permohonan bantuan hukum kepada Tim Pengacara Muslim (TPM). Ketiga tersangka itu F, S, dan IF.

Menurut anggota TPM Achmad Michdan, permohonan diajukan istri masing-masing tersangka. "Semuanya baru melalui telepon, hanya istri S saja yang secara resmi bertemu saya," kata Michdan di Mabes Polri, Jakarta, Minggu 24 April 2011.

Minchdan mengatakan, istri S, MS, membantah suaminya terlibat dalam jaringan terorisme. Menurut pengakuan MS, sehari-harinya S bekerja sebagai sopir. S ditangkap di rumahnya di Ciputat, Tangerang Selatan.

S diajak salah satu tersangka bekerja di Aceh pada 2004. S mengenal satu tersangka yang merupakan alumnus perguruan tinggi di Ciputat, karena tempat tinggal mereka berdekatan.

Kebetulan orangtua S adalah penduduk asli Ciputat, dan memiliki rumah kontrakan. "Nah, yang mengajak itu orang Aceh yang seluruh keluarganya meninggal karena tsunami," katanya.

S di Aceh bekerja sebagai sopir kontraktor. "Di Aceh, S bertemu dan mengenal lima tersangka lain," jelasnya.

Setelah empat tahun bekerja di Aceh, S kemudian kembali ke Ciputat, dan bekerja sebagai sopir angkot. "Beberapa waktu kemudian, S bertemu lagi dengan para tersangka di Jakarta," ungkapnya.

Polisi menangkap 21 tersangka jaringan pelaku bom buku di tujuh tempat. Jaringan itu pula yang mempersiapkan peledakan bom di dekat Gereja Christ Cathedral. Ketujuh tempat itu adalah Rawamangun, Kramatjati, dan Pondok Kopi, (semuanya di Jakarta Timur), Aceh, Gunung Sindur di Bogor, Bekasi, serta Tangerang.

Tersangka P, J, F ditangkap di Aceh. Tersangka P, A, A, E, dan R ditangkap di Bogor, tersangka F, D, dan Y ditangkap di Kramatjati. Tersangka M ditangkap di Rawamangun, tersangka A, D, M, R, dan A ditangkap di Pondok Kopi, A di Bekasi, dan J ditangkap di Tengerang, dan terakhir IF yang ditangkap di Jakarta. (adi)
Selengkapnya...

PKS Inginkan Tiga Besar Nasional



Banjarmasin (ANTARA) - Partai Keadilan Sejahtera secara nasional dari hasil Pemilihan Umum 2009, berada di urutan keempat, dan berharap hasil Pemilu 2014 bisa menjadi tiga besar.


Hal itu dikemukakan anggota DPR-RI Habib Aboe Bakar Al Habsyie dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), usai gerak jalan sehat keluarga yang digelar Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) partai politik tersebut, di Banjarmasin, Minggu siang.


Oleh karena itu, semua jajaran PKS, baik tingkat pusat maupun provinsi dan kabupaten/kota hingga terbawah harus bekerja keras serta terus merapatkan barisan.


Anggota DPR-RI dua periode dari PKS asal daerah pemilihan (dapil) Kalsel itu, mengaku, untuk menjadikan parpolnya tiga besar nasional, bukan pekerjaan yang mudah, tapi penuh tantangan.


"Tantangan yang cukup besar dari luar, terutama mereka yang tidak menginginkan PKS naik peringkat dari urutan empat menjadi tiga besar nasional," tandasnya didampingi Ketua DPW PKS Kalsel, Ibnu Sina.


Sedangkan secara internal, PKS masih tetap solid dan kalaupun ada riak-riak yang muncul karena pengaruh eksternal, hal itu relatif kecil serta masih terkendali, lanjut anggota Komisi III bidang Hukum, HAM dan Keamanan DPR-RI tersebut.


Mantan calon Wakil Gubernur Kalsel yang dua kali gagal dalam pemilihan umum kepala daerah itu, menyatakan, optimistis dengan kondisi parpolnya seperti sekarang bisa masuk tiga besar nasional, apalagi ditambah peningkatan kinerja jajaran PKS.


Sebagai contoh di Kalsel sendiri, untuk keanggotaan DPRD provinsi semula atau saat bernama Partai Keadilan (PK) cuma satu orang, kemudian Pemilu 2004 mendapat enam dan kini hasil Pemilu 2009 menjadi tujuh orang atau sudah berada di tiga besar.


Sebab sejak dini dan setiap kesempatan, PKS selalu berusaha dekat dengan rakyat, tanpa mengedapankan isu-isu politik, tapi melalui pendekatan kesejahteraan rakyat, tuturnya didampingi sejumlah fungsionaris jajaran PKS Kalsel.


"Karenanya bagi PKS sekarang, yang terpenting adalah bekerja dan bekerja, seperti di Kalsel menggunakan jargon `bagawi gasan banua dan sabarataan` (bekerja untuk daerah dan semua masyarakat)," demikian Habib Aboe Bakar.
Selengkapnya...